NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)

Diposting oleh Kang Awin on Minggu, 06 Januari 2013

Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.

Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.

Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
(Seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah)
More aboutNABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)

DINASTI OTTOMAN DAN TURKI MODERN

Diposting oleh Kang Awin

Pendahuluan

Turki merupakan sebuah Negara di Eropa dan Tenggara dan Asia Kecil; berbatasan dengan Georgia, Armenia, Azerbaijan, dan Iran di timur, Irak, Suriah, dan Laut Tengah di selatan, laut Hitam di utara, Laut Aegea di barat, dan Yunani serta Bulgaria di barat laut. Luasnya 779.452 km2, di antaranya 755.688 km2 di Asia Kecil (Semenanjung Anatolia) dan 23.764 km2 di Eropa Tenggara.

Bangsa Turki mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kebudayaan Islam. Peran yang paling menonjol terlihat dalam politik ketika mereka masuk dalam barisan tentara professional maupun dalam birokrasi pemerintahan yang bekerja untuk khalifah-khalifah Banu ‘Abbas . Munculnya dinasti Turki Islam terjadi pada saat dunia Islam mengalami fragmentasi kekuasaan pada periode kedua dari pemerintahan ‘Abbasiyah (kira-kira abad ke-9). Turki pernah menjadi salah satu Negara adikuasa di dunia, selain Kerajaan Safawi di Persia (Iran) dan Kerajaan Mughal di India, yakni ketika berada di puncak keemasannya pada masa kerajaan Ottoman.

Dinasti Ottoman
Turki Modern

Analisis
Setelah hancurnya Bani Abbasiyah pada tahun 1958 oleh Hulagu Khan, kerajaan-kerajaan Islam pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang tidak bisa disatukan. Masing-masing mempertahankan kerajaannya dari serangan bangsa-bangsa Eropa. Sampai pada akhirnya bangkitlah Kerajaan Ottoman yang mampu mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam dan mampu memperluas kerajaannya sampai ke Eropa dan Asia Kecil. Keberhasilan ini tidak lepas dari adanya budaya ingin maju yang ada di masyarakat Turki, serta ditunjang oleh kecakapan pimpinan serta keadilannya. Sehingga mereka mampu untuk bersatu padu membangun bangsa walaupun harus terseok-seok karena adanya beberapa serangan dari bangsa-bangsa Eropa dan juga karena perpecahan dari dalam namun akhirnya pada masa pemerintahan Sulaiman I Kerajaan Ottoman sampai kepada puncak keberhasilan dan kesuksesannya.

Setelah itu terjadi kemunduran lagi, dan akhirnya Kerajaan Ottoman hancur dan diganti dengan Turki Modern yang berdasarkan negara Republik. Kebangkitan ini dirangsang oleh kemajuan barat yang semakin tak tertinggal dan karena kebosanan terhadap kejumudan yang telah dialami oleh umat Islam pada waktu itu. Sampai saat ini Turki bisa dikatakan sebagai negara bekas negara Islam yang paling maju kalau kita bandingkan dengan Mesir, Siria, dan Maroko dan negara-negara Islam lainnya yang tetap menjadikan syariat Islam sebagai ajaran negaranya.

More aboutDINASTI OTTOMAN DAN TURKI MODERN

Turki Modern

Diposting oleh Kang Awin

Kelahiran Turki modern ini sudah dimulai saat terjadi beberapa gerakan-gerakan pembaharuan pada 2 pemerintahan terakhir kerajaan Ottoman. Mereka mengadakan pembaharuan dalam system birokrasi pemerintahan setelah ada celah-celah bagi mereka untuk melihat perkembangan barat saat itu. Untuk memajukan Turki, banyak orang-orangnya yang disekolahkan / dikirim ke barat agar dapat menimba ilmu dan tujuan akhirnya adalah agar Turki tidak kalah dengan negara-negara Eropa lainnya. Namun hal itu belum begitu banyak membantu mempertahankan Kerajaan Ottoman karena para pemimpinnya masih kurang birokratis sehingga banyak terjadi pemberontakan dan perpecahan.

Pada tanggal 29 Oktober 1923, Republik Turki diproklamasikan setelah kesultanan dihapuskan pada tanggal 1 November 1922. Presiden pertama yang dipilih adalah Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki Modern (1881-1938). Turki berubah menjadi negara sekuler dengan dihapuskannya ketentuan Islam sebagai agama resmi negara” dalam undang-undang yang berlaku. Walaupun demikian, umat Islam tetap merupakan mayoritas dan bebas melakukan ajaran agamanya serta berhasil memberikan kemajuan bagi negaranya.
Dalam pembahasan perkembangan Islam di Turki Modern, pokok bahasan dapat dibagi atas empat bagian utama, yaitu :

1. Sistem konstitusional
Konstitusi Turki sekarang ini, yang berlaku sejak tahun 1961, mengatur agama, baik dalam teksnya maupun dalam rujukannya kepada serangkaian hukum menyangkut sekularisasi yang merupakan hukum negara sejak 1920-an.

Kelompok-kelompok Islam tidak mampu menentang prinsip-prinsip sekularisasi yang berlaku secara langsung, meskipun mereka tetap menekankan fakta bahwa hubungan sosial dalam masyarakat Islam didasarkan pada norma-norma agama.

2. Proses politik
Ketika politik multipartai diperkenalkan di Turki pada tahun 1946, dakwaan bahwa umat Islam tidak dapat beribadah dengan bebas muncul secara menonjol di antara tuduhan-tuduhan yang dilemparkan kepada Partai Rakyat Republik yang telah berkuasa selama 27 tahun. Dakwaan ini datang dari sejumlah partai politik yang baru saja terbentuk dengan suatu ideology Islam yang sama-sama sebagai dasarnya. Akan tetapi partai-partai baru tersebut setelah pemilu tahun 1950 harus bubar cepat atau lambat karena tidak memiliki dukungan pemilih.

3. Perubahan sosial
Dalam periode 1960-1978, angka rata-rata kenaikan GNP per kapita Turki mencapai 3,6 persen/tahun. Ini merupakan sukses besar. Sementara itu pertambahan penduduk Turki mencolok, kalau tahun 1940 penduduknya berjumlah 17 juta, maka kini mencapai 57 juta jiwa.

4. Pembangunan bidang agama
Meskipun Turki merupakan negara sekular, pertumbuhan keagamaannya sangat mencolok. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penduduk yang menjadi anggota sekte-sekte keagamaan. Sekte Nur yang didirikan Said Nursi (1873-1960), misalnya, sampai beranggotakan 300.000 orang. Pembangunan agama itu sendiri dilakukan oleh pemerintah.

Dalam bidang sarana keagamaan, Turki sekarang ini memiliki tidak kurang dari 62.000 masjid dan pembangunan masjid mencapai 1.500 buah / tahun. Penjualan buku-buku dan kaset-kaset keagamaan menunjukkan angka peningkatan yang sangat besar. Selain itu, telah dibangun lebih dari 2.000 unit sekolah Al Qur’an.

More aboutTurki Modern
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...