Sudah kita ketahui bahwa Nabi Adam AS adalah nenek moyang yang pertama. Setelah beranak cucu yang banyak ia ditugaskan Allah menjadi Nabi kepada sekalian anak cucunya itu, mereka pun saat pada ajaran Adam AS yang mengEsakan Allah SWT.
Setelah Adam AS wafat, banyak lagi Nabi-Nabi yang dibangkitkan ganti-berganti, untuk menuntun dan memimpin umat, karena fitrah manusia yang suka dipimpin dan diatur. Jika pemimpinnya sudah tidak ada lagi atau wafat maka kehilangan pemimpin itu mengakibatkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari ajaran semula menjadi keadaan yang kacau balau.
Demikianlah halnya umat sepeninggal Adam AS, Ia wafat dan semua menjadi amburadul, kocar-kacir dan tidak berketentuan. Untuk mengatasi hal itu, Allah mengutus pula seorang Nabi yang mengatur dan memimpin umat manusia, dan beliau itu ialah Nabi Nuh AS. Dia adalah bapak dan nenek kedua, Ia juga memimpin dan mengatur umat manusia ketika hidup manusia yang porak-poranda sepeninggalanya Nabi Adam AS. Ketika Nabi Nuh AS wafat maka umat manusia kehilangan seorang pemimpin lagi, kemudian menjadi kacau-balau kembali hingga datang utusan Allah yang bernama Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim selain mengajarkan dan memimpin ketauhidan kepada Allah SWT, beliau juga membawa serta mengajarkan tentang syari’ah yang diantaranya syari’at dalam agama Nabi Muhammad SAW yang menjadi bukti erat adanya hubungan antara ajaran yang dibawa Ibrahim dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar