Tauhid dan Falsafah

Diposting oleh Kang Awin on Selasa, 22 Mei 2012


Kita mengetahui bahwa setelah Nabi wafat, pemerintahan dipegang oleh Khulafaurrasyidin semenjak tahun 40-132 H. kemudian dipegang oleh khalifah Umawiyah semenjak tahun 40-132 H. setelah itu pemerintahan dipegang oleh daulah Abbasiyah semenjak 132 H.

Sejak akhir pemerintahan Umawiyah, dunia islam mulai jebol akibat dari masuknya kebudayaan-kebudayaan asing yang datang dari Persi.Yunani, India dan sebagainya. Dikala pmerintahan Abbasiyah, yaitu masa khalifah Ma’mun, umat islam telah sampai kepada puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang tinggi.

Segala kitab-kitab ilmu pengetahuan, kebudayaan dan falsafah, terutama yang datang dari yunani diterjemahkan kedalam bahasa Arab.

Dari sejak masuknya kebudayaan asing itu, lahirlah perbedaan-perbedaan kandungan dalam ilmu tauhid. Dimasa itu pulalah timbil goongan-golongan seperti Jam’iyah, Karamiah, Murji’ah, dan Mu’tazilah. Golongan-golongan ini senantiasa berdebat dan tunduk menundukkan, kafir-mengkafirkan terutama Ahlussunnah. Yang sangat banyak musuhnya dan semua Ribak menjadi lawannya.akan tetapi dizaman khalifah Ma’mun bahwa semua aliran-aliran itu boleh dikatakan lenyap atau tidak berpengaruh lagi.

Demikian pula dengan Ahlussunnah Wal Jamaah. Mu’tazilah sajalah yang subur hidupnya sebab disokong dan dilindungi oleh khalifah Ma’mun. dan setelah khalifah Ma’mun wafat. Dibawah khalifah-khalifah penggantinya mulai timbul kembali aliran-aliran yang dahulunya tertekan dan tak terpengaruh.

Mu’tazilah tidak mendapat perlindungan dan pembelaan lagi, bahkan mengalami serangan-serangan dan mengalami kemunduran. Dimasa itulah timbul  madzhab yang hanya berpegang pada hadits-hadits Rasul saja, yang dinamakan madzhab Muhadditsain. Golongan Mu’tazilah terus menerus mengalami kemunduran sehingga muncul seorang pemimpin golongan Ahlussunnah yang bernama Imam Asy’ary. Dizaman Imam Asy’ary ini semua madzhab dikatakan lumpuh tak berdaya, apalagi setelah muncul musuh baru yang lebih kuat, yaitu golongan ahli falsafah yang kemudian golongan falsafah ini dihancurkan oleh pendekar islam yang bernama Imam Al-Ghazali. Beliau bukan melarang orang berfalsafah, tetapi orang jangan mencampur baurkan antara falsafah dengan agama, terutama ketauhidan. Dan supaya falsafah itu juga jangan mempengaruhi agama, apalagi falsafah yang mungkin bertentangan dengan agama.

Yang menentang pencampur adukkan agama dengan falsafah itu, bukanlah Imam Al-Ghazali saja, tetapi banyak tokoh-tokoh yang berada dibelakangnya, yang hendak membendung pengaruh gelombang falsafah terhadap agama. Diantaranya adalah Fahruddin Ar-Razy, Ibnnu Taimiyah dan lain-lain.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...