Al-qur’an Berbicara Tentang Manusia

Diposting oleh Kang Awin on Selasa, 25 Desember 2012

Ada tiga kata yang digunakan  Al-qur’an untuk menunjuk kepada manusia.

  1.     menggunakan kata yang terdiri dari huruf  alif, nun dan sin semacam Insan, Insan atau unas.
  2.     menggunakan kata basyar
  3.     mengunakan kata bani adam dan zuriyat adam.

Dalam buku-buku filsat tentang manusia mengatakan bahwa manusia adalah termasuk salah satu organisme, disamping tumbuh-tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu sebagai organisme mempunyai persamaan unsur-unsurnya dengan orgasme lainnya, walau secara khusus ada unsur yang berbeda. Unsure yang sama ini adalah “benda padat” dan “cair”. Begitu pula Al-qur’an menyebutkan secara rinci proses penciptaan manusia, akan tetapi kata “rinci” di sini hanya bila dibandingkan dalam penciptaannya sebagaimana syihab mengatakan.

      Al-qur’an tidak  menguraikan secara rinci proses kejadian adam yang oleh mayoritas ulama’ dinamai manusia pertama yang disampaikannya dalam konteks ini hanya:

    bahan manusia adalah tanah
    bahan tersebut disempurnakan
    setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkan kepadanya ruh ilahi (QS. Alhjr (15): 28-29: Shad (38): 71-72).

Pembicaran tentang manusia selanjutnya adalah mengenai Ruh, Al-qur’an mengingatkan kita tentang ruh dengan firmannya.

Dan untuk bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, “Ruh  adalah urusan tuhannku , kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit” (QS.Al-isra’ (17) : 85)

      Pembahasan tentang ruh disini (dalam Al-qur’an) berbeda dengan jiwa yang keduanya sama-sama berada dalam manusia disamping hati dan akal sebagai wujud   dari kehidupan batin manusia yang melingkupi segala apa yang difikirkannya, dirasakannya, di ingatnya, di reka-rekanya, di khayalkannya atau diimpikannya apa yang dialaminya sebagai perangsang, cita-cita tertujunya kemauan dan sebagainya.

      Ruh sebagaimana yang diperdebatkan, masih terjadi perbedaan pendapat antara tokoh filsafat, baik tentang substansinya, kekekalan atau kefanaannya, kebahagiaan atau kesengsaraannya. Karena memang sebagaimana ayat diatas tidak ada kejelasan tentang ruh sendiri selain itu, apa yang dimaksud dengan. Kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit? Yang sedikit itu apa? Apakah yang berkaitan dengan ruh? Sehingga ada informasi sedikit tentang ruh, misalnya gejala-gejalanya ? ataukah “yangb sedikt itu” adalah ilmu pengetahuan kita, tidak termasuk didalam ruh, karena ilmu kita hanya sedikit.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...