Teologi Pembebasan

Diposting oleh Kang Awin on Selasa, 25 Desember 2012

Mengapa pembebasan? Dan untuk apa? Adalah dua permasalahan yang patut menjadi titik pandang awal pembahasan ini dengan tanpa mengekspresikannya dalam bentuk kata-kata. Bagi gerakan pembebasan, mengetahui kondisi sosial, politik, religius, budaya dan ekonomi yang sedang berlangsung sangatlah penting. Gerakan pembebasan sebenarnya selalu berangkat dari kondisi ini. Oleh karena itu kita perlu melihat kondisi sosio-kultural dan politik-ekonomi yang berlangsung sebelum Nabi Muhammad S.A.W. lahir di Makkah.

Zaman sebelum datangnya islam disebut zaman jahiliyah. Buta huruf itu tidak menjadi persoalan bagi sebagian masyarakat. Pandangan sosial mereka sangat sempit. Kenyataan menunjukkan bahwa mereka sangat sulit memahami orang lain diluar sukunya. Jika perasaan kesukuan tersebut sampai tersinggung, maka akan terjadi pertumpahan darah dalam waktu yang panjang, bahkan berlangsung dalam beberapa generasi.
Kehidupan religius bahkan lebih buruk dari itu. Setiap suku memiliki berhala sendiri. Posisi wanita sangat tidak dihargai. Meskipun tidak dikenakan kewajiban memakai cadar, seperti dalam masyarakat feudal, mereka secara sosial dan ekonomis tidaklah bebas. Mereka tidak dapat memainkan peran yang independen dalam bidang sosial, ekonomi atau politik. Status perkawinan mereka lebih buruk lagi. Mereka hidup dengan suami yang mempunyai lebih dariduabelas istri. Wanita dianggap sebagai beban hidup, dan dalam banyak kasus ada usaha-usaha untuk mengubur mereka hidup-hidup sebagaimana di sebutkan dalam al-Qur’an (“bila bayi perempuan yang di kubur hidup-hidup ditanyai karena dosa apa dia bunuh”, 81:8-9 ).

Kondisi ekonomi yang tidak kurang suramnya. Kesengsaraan golongan lemah tidak terlukiskan lagi. Struktur ekonomi kesukuan mengalami keruntuhan, yang kemudian datanglah oligarki perdagangan.Oligarki tumbuh karena keserakahan terhadap materi dan bahkan kemudian secara terang-terangan aturan-aturan kesukuan tidak lagi dihiraukan.Akibatnya, anak yatim,janda-janda dan orang miskin luarbiasa menderita.Juga budak laki-laki dan perempuan tak terhitung jumlahnya. Mereka dipaksa bekerja tanpa upah.Budak-budak perempuan dipaksa melayani tuannya-tuannya.Perbudakan ini terjadi di daerah pinggiran. Mereka tidak lagi memiliki harkat dan martabat kemanusian.

Sedangkan banyak diantara mereka yang bukan budak (orang bebas ) yang benar-benar terpinggirkan.Mereka menjadi buruh dengan upah rendah.Pemandangan lain dikota Makkah adalah bahwa kota senantiasa di lewati kafilah-kafilah dagang dengan onta-ontanya. Semantara kaum buruh hidup miskin dan merana, mereka adalah orang-orang marjinal.Merka tidak bisa memprotes semua ini dan juga tidak boleh membentuk serikat buruh.Sehingga ada yang menderita dan ada pula yang hidup mewah.
Kondisi politik tidak kalah buruknya. Bangsa Arab adalah bangsa yang merdeka, namun ganas mereka menjaga kemerdekaannya itu dengan sangat hati-hati. Mereka bisa membunuh suapa saja tanpa belas kasihan laki-laki maupun perempuan.

Seperti diketahui bahwa sistem-sistem kediktatoran pada setiap masa biasanya mencukupkan diri dengan kebenaran praktis dan efektifitas pelaksanaan tanpa sama sekali memikirkan /mempedulikan syarat-syarat internalisasi kewajiban taat dari pihak manusia dan pola-polanya.Maka sama saja apakah mereka menaatinya dengan niat baik atau tidak, karena hal ini tidak merisaukannya. Yang penting mereka menaatinya . Karena contoh –contoh kesejahteraan dari negara-negara yang telah  menggeser cita-cita universal dengan terwujudnya masa keadilann yang ideal dan keselamatatan abadi dalam hubungannya dengan kondisi kemanusiaan dari cara-cara pengekangan dan kekerasan, saya  mengatakan contoh-contoh kesejarahan tentang hal itu sangatlah banyak.Maka kemungkinan kita untuk terjun kedalam proses pemikiran kritis baru. Kritik ini berpusat pada kajian tentang hubungan-hubungan yang ada antara wahyu sebagaimana yang telah menetapkan dirinya melalui tiga agama Tauhid dengan revolusi yang meletus pada masyrakat Ummi al-kitab .Sejak revolusi Inggris dan perancis dan yang terjadi pada Unisoviet sehinga pada akhirnya mengakibatkan revolusi Islam oleh Khumaini .

Dan saat ini umat Islam sudah di jajah oleh media informasi sejak tragedi selasa kelabu 11 september dengan kesan statemen Islam dan Teroris adalah adalah suatu bentuk ketidak adiln yang harus ditentang dan dirubah karena hal itu merupakan penindasan

Ada beberapa aspek kehidupan saat ini yang kehilangan nuansa keagamaan dan makna religiuitas, namuin kmi hanya akan memaparkanya pada sebagiannya saja dan bagaimana makna religi iti di gali kembali menjadi sebuah realitas:

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...