Teologi Pendidikan

Diposting oleh Kang Awin on Selasa, 25 Desember 2012

Secara umum aliran pemikiran dalam Islam terbagi kepaa dua aliran yakni aliran rasional dan aliran tradisional. Aliran rasional adalah aliran yang (1) mempercayai sunnatullah (natural law), (2) fungsi akal yang tinggi, (3) kebebasan manusia, (4) menekankan nilai –nilai universal yang ditekankan al-Qur’an sehingga ayat dan lafadznya kontradiksi dengan akal ditafsirkan secara ta’wil.Yang termasuk dalam aliran ini adalah Qadariyah, Mu’tazilah dan Syi’ah.

    Aliran rasional karena mempercayai snnatullah, juga mempercayai kausalitas. Hal ini berimplikasi kepada sikap keyakinan bahwa apapun yang menimpa manusia adalah berdasarkan sebab-akibat, tidak datang dengan tiba-tiba tanpa danya sebab. Keyakinan ini merlahirkan sikap dewasa dan mandiri, manusia di ciptakan Tuhan sekaligus dengan potensi kekuatan dalam dirinya.

    Oleh nalarnya yang sangat tinggi, akal difungsikan secara maksimal untukmerenungkan alam, menganalisis fenomemena-fenomenanya dan melakukan kerja intelektual dalam mengembangkannya wahyu tuhan yang di bagi menjadi dua, yaitu kalam Allah (AL-Qur’an ) dan fi’l Allah (alam semwsta ), keduanya harus di baca.Tidak hanya membaca ayat tersurat, tetapi juga ayat-ayat tersirat sebagai nilai universal yang di ajarkannya.

    Pada sisi lain Aliran tradisinal, yang banyak di motori oleh aliran-aliran diluar mu’tazilah, (1) tidak terlalu meyakini sunnatullah sebagai suatu ketentuan, sebab Tuhan bisa saja melakukan sesuatu di luar hukum alam (natural law) itu, (2) kedudukan akal tidak begitu tinggi, sebab akal manusia selalu menyimpang dan menuruti hawa nafsunya. (3) pengendali manusia dengan segala perbuatannya dalah Tuhan, (4) ta’wil dilkikan tetapi tidak terlalu jauh dari teks ayat, termasuk dalam aliran ini adalah As’ariyah dan Maturidiyah.

    Namun perlu juga disadari bahwa yang mempengaruhi pendidikan agama islam itu tidaklah aliran-aliran keagamaan ini melainkan juga pendidikan barat, sebab dengan muculnya abad modern tidak ada satu bagian dunia punyang luput dari pengaruh barat, tempat munculnya peradaban modern. 

    Saat ini ada model pendidikan yang membelenggu dan membebaskan tidaklah penting apakah guru menyadari atau tidak, karena intinya terletak pada manipulasi kedudukan guru dan siswa , di mana siswa di buat menjadi objek pasif dari tindakan guru. Sebagai pihak yang pasif, siswa tidak di tuntut untuk bepartisipasi dalam proses belajar karena siswa hanya di isi dengan kata-kata oleh guru. Dalam kerangka budaya pendidikan ini, guru mengajarkan pada siswa seolah-olah dirinya terpisah dari kehidupan nyata, seolah-olah bahasa pemikiran itu bisa muncul tanpa kenyataan yang ada dalam praktek pendidikan seperti ini, struktur sosial tidak pernah didiskusikan karena tidak dianggap sebagai masalah yang prrlu di pecahkan sebaliknya struktur sosial tersebut justru dibuat menjadi tidak jelas dengan berbagai cara yang melibatkan siswa memiliki kesadaran yang salah. 

    Dalam mengkritisi praktek pendidikan ini baik di tingkat dasar ,menengah ataupun perguruan tinggi, perlu kejelasan apakah guru yang berasal dari kalangan borjois dapat menghindar dari cara memperlakukan siswa sebagai objek.

    Akan mustahil jika berharap pada kelas yang berkuasa untuk mengembangkan model pendidikan yang memungkinkan kelas yang di kuasainya menyadari secara kritis akan ketidakadilan sosial yang terjadi.

    Hal inimenunjukkan bahwa tidakada pendidikan yang benar-benar netral. Kesadaran yang cerdasmungkin menafsirkan pernyataan ini dengan menunjuk pada kurangnya kadar netralitas praktik pendidikan yang gurunya tidak menghartgai kebebasan siswa. Senyatanya, inilah yang menjadi ciri model  pendidikan yang membelenggu.

    Pendidikan yang membebaskan merupakan proses dimana pendidik mengkondisikan siswa untuk mengenal dan mengunkap kehidupan yang senyatanya secara kritis.Pendidikan yang membelenggu berusaha untuk menanamkan kesadaran yang keliru kepada siswa sehingga nmereka mengikuti saja alur kehidupan: sedangkan pendidikan yang membebaskan tidak daoat direduksi menjadi sekedar usaha guru untuk memaksakan kebebasan kepada siswa.

    Miskipun dalam pendidikan yang membelenggu terdapat dikotimi antara guru yang melakukan tindakan manipulatif dan siswayng di manipulasi, dalam pendidikan yang membebaskan tidak ada subjek yang membebaskan tau objek yang di bebaskan karena tidak dikotomi antara subjek dan objek. Pendidikan yang membelenggu bersifat preskriftif, sedang yang membebaskan dialogis. Pendidikamyang membelenggu merupakan transfer pengetahuan, sedang yang membebaskan merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan menjadi proses transformasi yang diuji dalm kehidupan nyata.

    Pemberantasan buta huruf di lihat dari kacamata pembebasan merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan kreatifitas dimana siswa brsama-sama dengan gurun menjdi subjek pengetahuan. Jelas siswa tidak dipandang sebagai bejana kosong yang hanya menerima kata-kata dari guru.

    Karena siswa bukan makhluk yang terpinggirkan yang perlu’ disembuhkan kesehatanya atau, di selamatkan maka mereka dipandang sebagai anggota keluarga besar yang tertindas. Jawaban atas masalah ini tidak terletak pada pelajaran membaca yang teralienasi namun pada penciptaan sejarahyang akan mengaktualisasikan hidup siswa.

    Jika kita telah menganggap ini sebagai masalah pemberantsan buta huruf politik (political Literacy), maka analisa kita berangkat dari asmunsi buta huruf politik.

    Dari sudut pandang linguistik, jika orang yang buta huruf adalah orang yang tidak dapat membaca dan menulis, maka orang buta huruf politik terlepas apakah mereka dapat membaca dan menulis atau tidak adlah orang yang tida memiliki persepsi yang cerdas terhadap manusia dalam hubungannya dengan dunia. Orang ini tidak mempunyai pandangan terhadap kondisi sosial, baginya kondisi ini sudah ditakdirkan yakni kondisi sosial feta kompli dari pada proses yang masih dalam tahap pembuatan.

    Salah satu kecenderungan orang yang buta politik adalah melarikan diri dari kehidupan nyta sebagai car untuk menolaknya dengan membenamkan dri kedalam dunia abstrak.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...