Dinasti Ottoman

Diposting oleh Kang Awin on Minggu, 06 Januari 2013

a. Awal Berdirinya dan Beberapa Catatan Singkat Para Pemimpinnya
Kata Ottoman berasal dari nama nenek-moyang mereka, yakni Usman (nama khalifah ideal) yang kemudian menjadi Usmanli dan akhirnya disebut Ottoman. Kerajaan Ottoman didirikan oleh Utsman, putra Artogrol (Urtughril). Artogrol adalah kepala suku Kayi di Asia kecil yang datang ke ke Turki dan mendapat kepercayaan dari penguasa Salajikah, Alauddin Kaikobad, untuk menjadi panglima perangnya. Jabatan tersebut kemudian beralih kepada Usman setelah ia wafat.

Setelah menghancurkan Baghdad tahun 1258 bangsa Mongol meneruskan penaklukannya kearah utara, termasuk wilayah kekuasaan Saljuq. Sultan saljuq tidak dapat mempertahankan diri dan mati terbunuh. Dalam keadaan kosong itulah Usman memerdekakan diri dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol. Bekas wilayah Saljuq dijadikan basis kekuasaannya dan para penguasa Saljuq yang selama dari pembantaian Mongol mengangkatnya sebagai pemimpin. Peristiwa tersebut berlangsung kira-kira tahun 1300 M.

Osman’s contribution seem to have been limited to establishing the dynasty and beginning the policy of developing it primarily at Byzantine expense while avoiding conflict with the more powerful Turkoman neighbors until the state was strong enough to deal with them. Kemudian Orkhan, putra Usman, membentuk pasukan tangguh yang disebut Inkisyariah untuk membentengi kekuasaannya. Pada masa Orkhan dimulai upaya perluasan wilayah. Berturut-turut pasukan Iskisyariah dapat menaklukkan Broissa (Turki), Izmir (Asia Kecil), dan Ankara.

Ekspansi yang lebih besar terjadi pada masa Murad I. Di masa ini berhasil Balkan, Andianopel (sekarang bernama Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria), dan seluruh wilayah Yunani. Melihat kemenangan yang diraih Murad I, kerajaan-kerajaan Kristen di Balkan dan Eropa Timur menjadi murka. Mereka lalu menyusun kekuatan yang terdiri atas Bulgaria, Serbia, Transsylvania (Rumania), Hongaria, dan walacia (Rumania), untuk menggempur Kerajaan Ottoman. Meskipun Murad I tewas dalam pertempuran, kemenangan tetap di pihak Kerajaan Ottoman. Ekspansi berikutnya dilanjutkan oleh putranya Bayazid I. pada tahun 1931, pasukan Bayazid I dapat merebut benteng Philadephia dan Gramania atau Kirman (Iran). Dengan demikian Kerajaan Ottoman secara bertahap tumbuh menjadi suatu kerajaan besar.


Kesuksesan Bayazid I kembali menimbulkan kegelisahan di daratan Eropa dan mengakibatkan Paus menyeru umat Kristen Eropa supaya angakt senjata. Dengan dipimpin oleh raja Hongaria Sijismond, mereka bergabung dengan tentang Prancis dan Jerman. Maka terjadilah pertempuran di Nicopolis (25 September 1396). Kerajaan Ottoman berhasil memenangkan peperangan tersebut, sedangkan Eropa menerima kekalahan yang terparah.

Pada tahun 1402, Kerajaan Ottoman di bawah pemerintahan Bayazid I digempur oleh pasukan Timur Lenk (penguasa Mungol) yang jumlahnya tidak kurang dari 800.000 orang, sementara jumlah pasukan Bayazid hanyan 120.000 orang. Dalam pertempuran itu Bayazid I tewas, berikut sejumlah besar pasukannya. Akibat kekalahan itu, wilayah Ottoman hampir seluruhnya jatuh ke tangah Timur Lenk.

Di samping itu, kekalahan tersebut menyebabkan terjadi perpecahan di antara putra-putra Bayazid I, yaitu Muhammad I atau Muhammad Celebi, Isa, Sulaiman, dan Musa. Pada masa berikutnya, Muhammad I berhasil membangun kekuatan, sehingga dapat menundukkan saudara-saudaranya. Usahanya diarahkan pada konsolidasi pemerintahan dan mengembalikan kekuasaan yang hilang selama pendudukan Timur Lenk. Pada tahun 1421 Muhammad I meninggal dan digantikan Murad II.

Demikian selanjutnya Kerajaan Ottoman mengalami pasang surut. Dan puncak kejayaan Ottoman dicapai pada masa pemerintahan Sulaiman I. ia digelari al Qanuni (Pembuat Undang-Undang) karena keberhasilannya membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Selain itu Sulaiman I bisa menguasai Aljazair, Mesir, Hedjaz, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bossnia, Yunani, Hongaria, Rumania, dan tiga laut, Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Karena keluasan wilayahnya, Kerajaan Ottoman menjadi adikuasa ketika itu.

b. Faktor Kesuksesan dan Kemunduran Kerajaan Ottoman.

Ada lima factor yang menyebabkan kesuksesan Kerajaan Ottoman dalam perluasan wilayah Islam, yaitu :
1. Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ganimah.
2. Sifat dan karakter orang Turki selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga mudah digerakkan untuk penyerangan
3. Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam.
4. Letak Istambul yang sangat stragis.
5. Kondisi kerajaan-kerajaan sekitar yang kacau

Sedangkan beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Ottoman adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan Sultan
2. Kelemahan Sistem Birokrasi
3. Kemerosotan Kondisi Sosial-Ekonomi
4. Munculnya Kekuatan Eropa.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...